3 ekor ulat dengan seekor kupu-kupu

Saat itu disiang hari, 3 ekor ulat sedang asiknya memakan daun sambil bercanda riang.

Tiba-tiba, pembicaraan mereka terhenti saat melihat seekor kupu-kupu yang cantik terbang diatas mereka. Dan dengan anggunnya kupu-kupu itu hinggap diatas sebuah daun, tak jauh dari ranting tempat ke-3 ekor ulat tersebut berkumpul.

Langsung saja pembicaraan dimulai dari salah satu ulat tersebut.

Ulat 1 : “Hei cantik sekali dia yah…”

Ulat 2 : “Iyah..benar2 anggun…bulunya berwarna cerah…”

Ulat 3 : “Bisakah kita seperti dia?”

Mendengar ke-3 ulat tersebut bergosip tentang dirinya, kupu-kupu tersebut langsung mendatanginya sambil tersenyum. Spontan ke-3 ulat tersebut terkejut dan langsung bertanya padanya.

Ulat 1 : “Siapakah kamu?”

Kupu-kupu : “Aku seekor kupu-kupu”.

Ulat 2 : “Bulu-bulumu cantik sekali…”

Kupu-kupu pun menjawb sambil tersenyum ramah, ”Dulu,aku pun sama seperti kalian…”.

Mendengar hal tersebut, ke-3 ekor ulat tersebut langsung terkejut, dan bertanya secara bersamaan, ”Sama seperti kami?”.

Kupu-kupu : “Iyah, sama seperti kalian, seekor ulat, setelah melalui sebuah proses yang panjang, aku lalu berubah menjadi seekor kepompong, setelah beberapa lama dalam kulit kepompong, aku lalu berubah menjadi seekor kupu-kupu”.

Setelah memberi penjelasan, kupu-kupu ini pun akhirnya pergi.

Mendengar penjelasan dari kupu-kupu tersebut, ke-3 ekor ulat ini pun bertekad ingin menjadi seekor kupu-kupu. Walaupun dalam prosesnya menjadi seekor kupu-kupu, ke-3 ulat ini memiliki cara yang berbeda-beda.

Ulat 1 berkata, ”Aku harus berlatih keras agar aku bisa cepat-cepat menjadi seekor kupu-kupu yg indah”.

Ulat 2 berkata, ”Aku harus makan yang banyak,karena nanti saat aku berada dalam balutan kulit kepompong aku tidak akan mati kelaparan”.

Sedang ulat 3 berkata, ”Aku akan makan sesuai dengan porsiku dan aku akan hidup teratur”.

Selang beberapa waktu, ke-3 ulat tersebut pun akhirnya menjadi seekor kepompong.

Hari demi hari dilalui dengan kesabaran dalam balutan kulit kepompong selama 2-3 minggu lamanya.Setelah 2-3 minggu lamanya, akhirnya kulit kepompong pun satu persatu mulai terbuka.

Ulat 1 terbuka dengan agak pelan, dan sedikit lemas, karena kerasnya perjuangan yang ditempuh tanpa makan yg teratur, menyebabkan dia tumbuh menjadi kupu-kupu yang kurus dan kecil. Sehingga untuk mengepakkan sayapnya saja dia sudah kesulitan.

Ulat 2 terbuka juga dengan sedikit pelan, karena dia makan terlalu banyak sebelum menjadi seekor kepompong sehingga menyebabkan dia cukup sesak didalam kulit kepompong tersebut, sangking besar tubuhnya. Dan untuk mengepakkan sayapnya dia cukup kuat, tapi sayang, agak sulit baginya untuk terbang dan menyanggah badannya yang cukup besar.

Sedang ulat 3, terbuka dengan anggunnya, perlahan tapi pasti. Bulunya tumbuh dengan indah. Dan saat dia mengepakkan sayapnya, dia dapat terbang dengan indah dan bebasnya.

Kawan sekalian, dari cerita di atas, kita bisa menarik kesimpulan.

Kupu-kupu seperti seorang Buddha. Ulat-ulat tersebut seperti umat Buddha.

Siapa pun bisa menjadi seorang Buddha dan memiliki benih ke-Buddha-an dalam dirinya. Jika dikembangkan dengan teratur seperti meditasi yg teratur dan karma baik yg dimilikinya, tidak menutup kemungkinan dirinya bisa menjadi seorang Buddha.

Tapi bila dipraktekan terlalu keras / terlalu longgar / terlalu serakah, maka hasil yang didapat pun tidak akan maksimal, sama seperti ulat 1 dan 2.

 

 

Posting awal oleh Lany Diana pada October 4, 2010 jam 2:15 AM di kusalayani.webs.com

FacebookTwitterGoogle+Share

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *