Dari Hal Kecil

Dikutip dari Reader’s Digest Edisi Juni, oleh Patricia Espino

Saya yakin banyak orang hebat, kuat, dan kaya berpikir tentang bagaimana mereka dapat membuat perubahan di dunia. Ada begitu banyak permasalahan besar, dan semuanya membutuhkan solusi yang hebat, bukan?

Sebenarnya terkadang hal-hal kecil dapat membuat perubahan yang besar. Saya mendapat pelajaran ini suatu hari lima tahun yang lalu dengan ayah saya, sewaktu saya menjadi diri saya – seorang anak berusia sembilan tahun.

Papa pulang malam dari pekerjaannya, setelah jam 9 malam. Ia adalah seorang pebisnis yang bekerja dengan jam-jam panjang dan dalam hari ini ia terlihat lebih capek dan stres dari biasanya. Matanya sudah setengah tertutup akibat kecapaian.

Saya, di sisi lain, adalah seorang yang sangat hyper. Saya mengikutinya ke kamar tidurnya, melompat-lompat dan melakukan tarian “Walrus dance”, yang saya buat sendiri. Aktivitas menggelikan ini mencakup memutar tangan dan kaki ke arah yang berlawanan.

Papa naik tangga dengan bersusah payah, dengan perlahan menyeret kakinya satu lalu yang lain. Ia terlihat lebih jatuh dalam kelelahannya dalam setiap langkah yang ia ambil. Saya takut saya akan membuatnya marah, jadi saya berhenti menari dan bersiap-siap untuk yang terburuk. Untungnya, ia dapat mencapai kamar tidurnya sendiri.

Papa duduk di tempat tidur dan mulai melepaskan sepatu dan kaos kainya. “Bagaimana dengan kerjaan Papa?” saya bertanya dengan riang

“Oh, baik-baik saja,” jawabnya lelah, “Saya cuma sangat capek.”

“Oh” jawab saya, sedikit tidak yakin. ”Oh, apakah Papa mau saya tinggalkan?”

Papa memberi saya senyuman lelah yang membuat saya lebih nyaman, kalau saya “aman”. Senyuman itu membuat saya merasa ia tidak akan memarahi saya, seperti yang sering ia lakukan saat ia capek dan saya mengganggunya atau bermain-main.

Senyumnya memberi nyala pada wajahnya yang lelah. Saya ikut tersenyum, hanya senyum saya lebih besar. Yah, sebenarnya saya memberikan cengiran super lebar yang memperlihatkan banyak gigi, seperti yang sering saya lakukan di “tahap hidup saya”, seperti yang Mama saya bilang, itu.

“Tidak,” jawabnya baik, “tentu saja saya tidak mau ditinggalkan.”

Dalam hati saya bersenang. Kalau saya belum beranjak sekarang, maka berarti saya bisa tidur lebih malah hari ini.

Setelah itu kami berdiam sebentar. Saya selalu merasa tidak nyaman apabila suasana diam, jadi saya membuka mulut dan mulai mengoceh sangat cepat mengenai apapun yang sebenarnya tidak masuk akan, seperti kenapa Winnie the Pooh selalu memapai baju merah kecil, dan kenapa kupu-kupu terbang.

Saya kemudian menirukan suara Stitch (dari film Lilo&Stitch). Papa selalu menyukainya apabila saya melakukannya, dan ia mulai tertawa keras sekarang.

Pada saat saya sudah menirukan setengah dari filmnya, Papa sudah tertawa sampai menangis.

“Berhenti…berhenti!” ujarnya, menghapus air matanya. “Oh..perut saya sakit …aduh, aduh!”

Saya sangat senang saya dapat membuat Papa saya yang murung dan tua tertawa sebegitu hebohnya. “Apakah Papa menyukainya?” tanyaku senang.

“Tentu saja iya,” jawabnya “Apakah kamu tahu kapanpun kamu membuat Papa, Mama, atau adikmu tertawa saat kami lelah, kamu membuat kami merasa lebih baik dan lebih tidak lelah?”

Aku menggeleng, tertegun bahwa aku dapat melakukan hal itu.

Papa tersenyum kepada saya. “Ya, itu benar.” Saya menghargai tiga kata sederhana itu, dan saya masih memegangnya di hati saya.

Luar biasa, pikir saya. Hanya demikian! Ada jutaan orang diluar sana berpikiran BESAR, dan apa yang saya lakukan hanyalah menggunakan ‘bakat’ kecil saya. Dengan melakukan hal itu, saya mengubah suasana hati keluarga saya, mengubah cara mereka memandang sesuatu, mengubah cara mereka berpikir mengenai hidup.

Perbuatan kecil seperti itu, saya sadari, dapat dengan sesungguhnya mengubah dunia. Banyak hal yang dapat terjadi saat kita bekerja, tapi lebih banyak yang yang dapat terjadi saat kita bekerja dengan senang hati.

Hanya dengan menyemangati seseorang, kita dapat menolong mereka untuk lebih perduli dengan orang lain, membantu mereka bekerja dengan lebih baik, dan menolong dunia ini menjadi tempat yang lebih nyaman untuk ditinggali. Akan ada lebih banyak cinta kasih yang seharusnya diketahui orang, itu adalah hal paling penting yang kita butuhkan untuk memiliki kehidupan yang menyenangkan.

—TAMAT–

Jadi, kenapa tidak memulai dengan hal kecil? Buang muka masam itu, tersenyumlah dengan senyuman terbaikmu, pergi ke tempat yang dingin dan gelap dan sebarkan cahaya, kehangatan dan cinta kasih kepada siapa yang membutuhkannya.

Saya sangat terinspirasi dari artikel ini, kenapa tidak memulai dari hal kecil? Saya pikir, banyak permasalahan muncul dan dimulai dari pikiran kita yang dapat memperlihatkan banyak permasalahan di dunia. Kenapa kita tidak memulai merubah dunia ini dari diri kita sendiri dulu sebelum kita melakukan hal BESAR dari orang-orang di sekitar kita?

Semoga artikel ini membuat kita semua berpikir lebih dalam dan bijak.

Semoga semua makhluk diberi kebaikan, kebahagiaan dan bebas dari semua penderitaan

With Metta,

Vivi

 

 

Posting awal oleh v.i.v.i pada 8 Oktober 2010 jam 11:00 AM di kusalayani.webs.com
*Gambar diambil dari sumber

FacebookTwitterGoogle+Share

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *